Diagnosis Lipoma

Diagnosis lipoma umumnya dapat ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis, namun dipastikan melalui pemeriksaan penunjang berupa biopsi. Sebagian besar kasus lipoma asimptomatik dengan progresivitas yang lambat.

 

Anamnesis

 

Pada anamnesis, biasanya pasien datang dengan keluhan benjolan yang progresifitasnya lambat dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan. [2,3] Akan tetapi, beberapa tipe lipoma dapat menimbulkan gejala mengganggu, tergantung pada lokasi dan ukuran lipoma. Laporan kasus menunjukkan bahwa lipoma yang muncul pada saluran pernapasan, saluran cerna, jantung, mediastinum, dan intrakranial cenderung menimbulkan gejala yang lebih mengganggu. [13-16] Misalnya, lipoma pada kolon dilaporkan menyebabkan intususepsi. [16] Ada pula laporan kasus lain mengenai neuralgia trigeminal yang disebabkan oleh lipoma di cerebellopontine angle. [17]

 

 

 

Lipoma dapat menimbulkan nyeri jika menyebabkan kompresi saraf, Pada lipoma di ekstremitas, pasien mungkin mengeluhkan gejala nyeri jika lipoma berada di dekat saraf dan menimbulkan kompresi. [2]

 

Pemeriksaan Fisik

 

Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi dan palpasi.

 

Inspeksi

 

Lipoma subkutan akan memperlihatkan massa tanpa gambaran abnormalitas pada kulit di atasnya. [2,12] Pada beberapa kasus, massa bahkan tidak tampak saat inspeksi tetapi teraba pada palpasi.

 

Tidak tampak perubahan pada warna kulit maupun tanda peradangan di atas lipoma. [4] Lipoma pada area yang dalam misalnya intrakranial atau intratorakal tidak memperlihatkan kelainan pada inspeksi.

 

Palpasi

 

Pada palpasi lipoma superfisial, akan teraba massa dengan konsistensi kistik atau kenyal, batas tegas, dan lesi mudah digerakkan.

 

Ukuran lipoma dapat bervariasi. Lipoma tergolong kecil jika diameter <3 cm, sedang jika diameter 4-10 cm, dan besar jika diameter >10 cm. [3]

 

Apabila massa ditekan pada salah satu sisi, akan terasa massa menyelip dari bawah, atau juga dikenal sebagai slippage sign. [4]

 

Diagnosis Banding

 

Diagnosis banding lipoma adalah tumor subkutan lainnya seperti liposarkoma, kista epidermoid, dan abses. [2,12]

 

Liposarkoma Diferensiasi Baik

 

Liposarkoma diferensiasi baik sekilas mirip lipoma dengan karakteristik pembesaran lambat dan tidak nyeri. Akan tetapi, pada liposarkoma biasanya rekurensi lokal pasca tindakan pembedahan tinggi. Berbeda dengan lipoma yang jarang mengalami rekurensi.

 

Cara terbaik membedakan lipoma dengan liposarkoma adalah melalui gambaran histologinya. Pada liposarkoma akan tampak adanya lipoblast, sitoplasma lipid yang terdemarkasi baik dan dapat bergeser, menyebabkan lekukan dalam nukleus yang ireguler dan hiperkromatik, serta menciptakan bentukan scalloping pada membran nukleus. [2,18]

 

Kista Epidermoid

 

Kista epidermoid umumnya tidak bergejala, namun kista dapat pecah dan mengeluarkan discar berwarna kekuningan seperti keju. Kista juga dapat terinfeksi dan meradang.

 

Di bawah mikroskop, kista epidermoid akan memiliki gambaran keratin yang dilapisi sel skuamosa berlapis banyak yang menganduk lapisan granular. Pada kista epidermoid yang sudah lama, bisa tampak adanya kalsifikasi. [2]

 

Abses

 

Pada abses akan didapatkan tanda-tanda radang seperti eritema, nyeri, dan demam. Pada palpasi akan didapatkan indurasi. Progresi abses cepat sedangkan lipoma progresifitasnya lambat. [2]

 

Pemeriksaan Penunjang

 

Pemeriksaan penunjang berupa ultrasonografi, CT scan, serta MRI dapat membantu penegakan diagnosis lipoma pada lokasi atipikal serta menyingkirkan diagnosis banding. [18-20]

 

Ultrasonografi

 

Ultrasonografi (USG) memiliki keakuratan yang tinggi. Studi menunjukkan pemeriksaan ultrasonografi memiliki sensitivitas 95,2% dan spesifitas 94,3% dalam mendiagnosis lipoma. [19] Studi metaanalisis juga menyimpulkan nilai yang tidak jauh berbeda sensitivitas 86,87% an spesifitas 95,95%. Gambaran lipoma pada USG bervariasi paling sering isoechoic, hyperechoic, dan paling jarang hipoechoic. Terkadang terlihat kapsula fibrosa pada lipoma superfisial. Pemeriksaan USG Doppler memperlihatkan tidak ada aliran darah atau ada aliran darah tetapi minimal. [20]

 

CT Scan

 

Pada CT scan, adanya radiodensitas < 50 Hounsfield unit mengindikasikan adanya massa jaringan lemak, tetapi tidak dapat membedakan lipoma dan liposarkoma.

 

MRI

 

Gambaran MRI lipoma berupa massa lemak homogen, berkapsul, dan diskret dengan sedikit atau tanpa septum tipis. MRI bisa membantu menegakkan diagnosis massa jaringan lemak, tetapi sulit membedakan antara lipoma dengan liposarkoma. [2, 18]

 

Biopsi

 

Biopsi umumnya tidak diperlukan pada lesi subkutan yang kecil. Apabila dilakukan biopsi, maka gambaran histopatologi akan menunjukkan adanya tumor jinak mesenkim dari sel lemak matur.

 

Pada adenolipoma, akan didapatkan gambaran jaringan fibrotik yang disebut sebagai hamartoma. Jenis lipoma ini biasa ditemukan di payudara.

 

Pada angiolipoma akan ditemukan gambaran pembuluh darah kecil yang banyak.

 

Pada lipoma kardiak akan ditemukan gambaran sel lemak yang bergabung dengan serat miokard.

 

Dalam membantu penegakan diagnosis massa jaringan lunak, tingkat keakuratan biopsi terbuka adalah 100%, biopsi inti 45,6%, dan aspirasi jarum halus 38,6%.[2, 21]

Lipoma di Kelenjar Parotis

Lipoma adalah tumor mesenchymal jinak yang dapat ditemukan di mana saja di tubuh di mana lemak biasanya ada, tetapi jarang ditemukan di daerah kepala dan leher, apalagi di daerah parotis. Lipoma kelenjar parotis jarang terjadi, dengan kejadian rata-rata 4,4% di semua keganasan parotis. Kebanyakan lipoma tumbuh dengan pelan, tanpa rasa sakit, dan tanpa gejala, dan dapat mempengaruhi struktur di sekitarnya.

Kelangkaan lipoma di daerah kelenjar parotis, memerlukan metode diagnostik yang akurat untuk membuat diagnosis yang pasti. Diagnosis yang lebih akurat dari tumor ini telah dimungkinkan dengan peningkatan alat evaluasi pra operasi termasuk pencitraan resonansi magnetik (MRI) dan biopsi aspirasi menggunakan jarum halus (FNAB). Prosedur bedah tumor ini memiliki resiko tertentu karena hambatan anatomi di mana saraf wajah melintasi kelenjar parotis, sehingga meningkatkan risiko cedera saraf dan kerusakan selama operasi. Teknik bedah yang akurat dan perhatian khusus pada struktur anatomi di sekitar area bedah, serta tindak lanjut setelah operasi, penting untuk mengurangi dan mengelola risiko tersebut.

Laporan kasus ini menyajikan metode diagnostik dan pendekatan bedah dari kasus langka lipoma daerah kepala dan leher yaitu di daerah parotis.

Seorang pasien wanita berusia 44 tahun dengan benjolan di telinga kiri depan hingga pipi kiri selama 1 tahun terakhir datang ke departemen kami. Pembengkakan ini dirasakan tidak nyeri dan semakin meningkat selama tahun sebelumnya. Tidak ada keluhan sakit gigi, dan tidak ditemukan benjolan di daerah lain. Pemeriksaan fisik menunjukkan massa soliter di daerah preauricular kiri, dengan ukuran dalam 4 3 2 cm, konsistensi keras, dan tidak dapat ditekan pada palpasi. Kulit di atas pembengkakan tampak normal. Tidak ada massa kepala dan leher lain yang bisa dirasakan.

FNAB, ultrasonografi (USG), dan MRI dilakukan secara berurutan untuk menegakkan diagnosis pra operasi dan merencanakan pendekatan bedah terbaik. Laporan FNAB menunjukkan distribusi sel epitel dengan inti bulat-oval, kromatin halus, sitoplasma luas, dan warna eosinofilik dengan latar belakang terdiri dari distribusi sel eritrosit, beberapa sel limfosit radang, dan tetesan lemak. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada sel ganas, dan diduga pembengkakan tersebut merupakan massa lesi jinak yang mengesankan suatu lipoma. Pemeriksaan dilanjutkan dengan USG, dimana didapatkan massa padat pada parotis kiri dengan tepi tajam dan rata, massa agak hipoekoik berukuran 3,31 x 1,44 cm, dan pembesaran kelenjar getah bening retroauricular kiri berukuran 2,04 x 0,74 cm. Pada pemeriksaan MRI menunjukkan massa pada daerah parotis kiri dengan intensitas lemak yang tumbuh dari medial mandibula keluar di bawah kulit, dengan batas tegas, tepi rata, dan ukuran 4,21 3,38 cm yang terletak di lobus dalam dan superfisial. kelenjar parotis, yang menyarankan suatu lipoma kelenjar parotis.

Eksisi bedah lipoma, diseksi saraf wajah, dan parotidektomi superfisial dilakukan menggunakan insisi Blair klasik. Selama operasi, massa besar ditemukan di dekat saraf wajah di area parotis kiri. Dengan demikian, parotidektomi superfisial dan diseksi tumpul dilakukan dengan menggunakan tang hemostatik untuk mempertahankan cabang utama saraf wajah. Cabang utama nervus fasialis dipisahkan dari lobus parotis superfisial di atasnya, memperlihatkan massa berkapsul lemak kekuningan. Tumor kemudian diangkat dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan signifikan pada struktur neurovaskular,.

Secara makroskopis, tumor itu terdiri dari kapsul berserat tipis yang menutupi massa berlemak, lembut, kuning, berbatas jelas. Pemeriksaan histopatologi pasca operasi menunjukkan adiposit matang homogen (inti bulat-oval), kromatin halus, dan sitoplasma luas. Diagnosis akhir lipoma kelenjar parotid diperoleh berdasarkan karakter mikroskopis sebelumnya

Pasien dipulangkan 3 hari setelah operasi dengan penilaian prognosis yang baik. Tindak lanjut dilakukan 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan 2 tahun setelah operasi untuk mengamati kekambuhan penyakit dan fungsi saraf wajah. Tidak ada kekambuhan selama tindak lanjut. Fungsi nervus fasialis diperiksa secara klinis dengan meminta pasien mengernyitkan dahi untuk mengamati adanya asimetri, menutup mata rapat untuk mengamati kompetensi penutupan palpebra, tersenyum untuk mengamati asimetri lipatan nasolabial, dan mengkerutkan mulut untuk mengamati fungsi orbicularis oris. Tidak ada disfungsi saraf wajah yang ditemukan selama pemeriksaan.

Banyak faktor etiologi dieksplorasi, seperti faktor keturunan, trauma, diabetes, masalah endokrin, kortikosteroid, obesitas, dan radiasi. Penyebab paling sering dari hematoma, efusi limfatik, dan nekrosis lemak, yang mengarah pada pembentukan lipoma, adalah trauma, menurut dengan riwayat klinis. Selain itu, mayoritas individu hanya memiliki lesi tunggal dan tidak memiliki faktor risiko. Dalam kasus ini, pembengkakan tidak menimbulkan rasa sakit dan semakin membesar dalam waktu lebih dari 1 tahun.

Karena kelangkaan dan indeks kecurigaan klinis lipoma yang rendah, diagnosis klinis biasanya sulit ditegakkan dan prosedur yang dilakukan harus tepat untuk menegakkan diagnosis pasti. Oleh karena itu, FNAB disertai dengan MRI menentukan diagnosisnya sebelum operasi. Dalam kasus ini, FNAB, USG, dan MRI dilakukan untuk menegakkan diagnosis pra operasi dan untuk merencanakan pendekatan bedah terbaik.

Saat ini, pemeriksaan histopatologis dan pencitraan preoperatif memainkan peran penting dalam mendiagnosis sifat dan lokasi lesi dengan benar. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan lesi subkutan ekstraparotid, dan tujuan kedua adalah untuk mengkonfirmasi diagnosis lipoma. Pemeriksaan USG, MRI, dan FNAB diperlukan untuk memberikan penilaian yang akurat dari tumor ini dan pendekatan rasional untuk penatalaksanaan kasus seperti itu.

Lipoma lobus parotis dalam sangat jarang dan sulit diobati; hal ini membutuhkan diseksi yang cermat pada cabang saraf wajah. Dalam kasus ini, kami melakukan parotidektomi superfisial dan menggunakan diseksi tumpul untuk mengekspos semua cabang saraf wajah dari batang utamanya. Teknik ini meminimalkan insiden dan tingkat kekambuhan sindrom Frey pasca operasi. Seperti yang kami sebutkan dalam kasus ini, lipoma terletak di batang utama dan cabang perifernya, dan pendekatan Blair digunakan untuk menghilangkan lesi. Manfaat sayatan Blair adalah paparan lengkap kelenjar dan akses yang bagus ke saraf wajah. Selain itu, secara estetika sangaat baik dan dapat disembunyikan ketika ditempatkan di lipatan kulit alami.

Karena kemungkinan lesi saraf wajah, manajemen bedah lipoma daerah parotis sulit dilakukan dan hanya boleh dilakukan oleh ahli bedah yang terampil. Hasil fungsional dan estetika pasca operasi harus menjadi tujuan utama, dan dalam semua kasus, diperlukan parotidektomi superfisial dan diseksi tumpul batang saraf wajah.

Lipoma Pada Bayi, Ini Gejala, Penyebab & Cara Mengobatinya

Selain pada orang dewasa, lipoma adalah kondisi yang juga dapat ditemukan pada bayi dan anak-anak di bawah usia 3 tahun. Meskipun lipoma pada bayi jarang terjadi dan tidak berbahaya, perlu diketahui bahwa keberadaannya bisa cukup mengganggu si kecil.

 

Lipoma adalah jenis tumor jinak yang terbentuk di bawah kulit karena adanya pertumbuhan jaringan lemak yang tidak normal. Karena tergolong jinak, orang tua sering kali abai terhadap kondisi ini. Faktanya, dalam kasus tertentu, lipoma dapat membesar seiring berjalannya waktu atau mengganggu struktur jaringan lainnya.

 

Untuk itu, mengetahui cara mengobati lipoma pada bayi pastinya dapat memperkaya wawasan orang tua terhadap kondisi buah hati. Berikut adalah pembahasan runtun mengenai apa itu lipoma, penyebab, gejala, hingga cara mengobatinya.

 

Apa itu Lipoma pada bayi?
Sebelum mempelajari gejala dan cara mengobati lipoma, ada baiknya untuk mengetahui dengan pasti apa itu lipoma pada bayi. Secara umum, lipoma pada bayi memiliki bentuk serupa dengan lipoma pada orang dewasa, yakni benjolan yang terdiri dari jaringan lemak yang tumbuh secara berlebihan.

 

Salah satu cara termudah untuk mengenali lipoma adalah dengan memeriksa permukaan kulit bayi khususnya di bagian leher, lengan atas, perut, ketiak, dan paha. Apabila terdapat benjolan lunak di bawah permukaan kulit bayi yang menetap atau ukurannya terus membesar seiring waktu, maka besar kemungkinannya itu adalah lipoma.

 

Lipoma pada anak dan bayi tidak berbahaya. Secara umum, kondisi ini juga tidak menimbulkan rasa sakit pada si kecil kecuali jika lipoma terus membesar hingga menekan jaringan di sekitarnya dan menimbulkan rasa nyeri. Oleh karena itu, meskipun tidak membahayakan, kasus lipoma pada bayi tetap perlu diatasi sesegera mungkin. Selain itu, perlu diketahui bahwa lipoma pada bayi tidak termasuk dalam kategori kanker anak.

 

Penyebab Lipoma pada Bayi
Melansir Journal of Pediatric Surgery Case Reports, kasus lipoma atau lipoblastoma khususnya pada bayi ini memang cukup jarang ditemukan. Pada bayi dan balita, lipoma umumnya ditemukan pada mereka yang berusia 1–3 tahun.

 

Para ahli belum mengetahui secara pasti apa penyebab lipoma pada bayi. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang diduga dapat memicu munculnya lipoma pada anak-anak, beberapa di antaranya adalah:

Memiliki riwayat keluarga dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
Faktor genetik, seperti bayi yang memiliki kelainan kromosom atau kelainan genetik (seperti familial multiple lipomatosis atau Gardner syndrome.
Pernah mengalami cedera ringan.
Gejala Lipoma pada Bayi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, lipoma pada bayi dapat muncul di berbagai area tubuh seperti leher, lengan atas, perut, ketiak, dan paha. Agar dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi ini, berikut adalah gejala dari lipoma pada bayi yang perlu diperhatikan:

Benjolan mudah bergerak atau digoyangkan.
Tekstur benjolan kenyal dan lunak saat disentuh (seperti menyentuh lemak di daging sapi).
Benjolan tumbuh di bawah kulit bayi.
Benjolan memiliki warna yang sama dengan kulit di sekitarnya.
Secara umum, ukurannya tetap namun tidak menutup kemungkinan dapat membesar seiring waktu.
Tidak nyeri saat disentuh atau ditekan.
Selain gejala lipoma pada bayi di atas, ukuran lipoma ini juga bisa bervariasi (dapat berkisar mulai dari satuan milimeter hingga sentimeter). Dalam beberapa kasus, munculnya lipoma di kulit bayi sejatinya tidak memerlukan pengobatan medis yang invasif.

 

Dokter biasanya hanya akan memantau kondisi lipoma secara teratur untuk memastikan tidak ada perubahan yang perlu dikhawatirkan. Namun, dalam beberapa kasus yang cukup serius, pengangkatan lipoma pada anak di bawah umur dapat direkomendasikan. Penanganan sejenis ini diperlukan pada sejumlah kondisi, misalnya apabila lipoma tumbuh dengan cepat hingga mencapai ukuran yang tidak normal, atau menyebabkan gangguan pada struktur jaringan di sekitarnya.

Cara Mengobati Lipoma pada Bayi
Meski umumnya lipoma tidak menimbulkan rasa sakit, dalam kasus tertentu, tumbuhnya benjolan lemak yang semakin membesar dapat berpotensi menekan saraf sehingga muncul rasa tidak nyaman atau nyeri pada bayi. Untuk itu, berikut adalah tata laksana yang dapat dilakukan:

 

1. Diagnosis Lipoma pada Bayi
Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk menegakkan diagnosis merupakan langkah penting yang perlu dilakukan oleh tim medis sebelum memutuskan terapi apa yang akan diberikan untuk menangani lipoma pada bayi.

Secara umum, dokter akan melakukan wawancara medis (anamnesis) dengan keluarga pasien untuk mengetahui gejala serta riwayat penyakit pasien. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan sejumlah pemeriksaan penunjang, seperti:

MRI (Magnetic Resonance Imaging), yakni pemeriksaan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio untuk melihat bagian yang bermasalah serta kondisi jaringan di sekitarnya dengan lebih jelas.
Biopsi, dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dengan mengambil sampel jaringan yang kemudian diperiksa di laboratorium.
CT scan, yaitu pemeriksaan dengan teknologi komputer dan sinar-X.
Ultrasonografi (USG), metode pemindaian gambar di bagian-bagian tubuh tertentu menggunakan teknologi gelombang suara berfrekuensi tinggi.
2. Operasi Pengangkatan

Apabila ukuran lipoma di bawah kulit bayi telah mencapai ukuran tertentu yang mengganggu, maka operasi pengangkatan lipoma akan disarankan oleh dokter.

Dalam operasi pengangkatan lipoma untuk bayi, obat anestesi akan dibutuhkan untuk membuat bayi tenang dan terlelap sepanjang prosesnya. Dokter akan membuat sayatan pada bagian kulit yang terdapat lipoma, mengangkat benjolan, lalu menutup kembali kulit dengan beberapa jahitan.

 

3. Liposuction

Opsi lain sebagai cara mengobati lipoma pada bayi adalah dengan melakukan liposuction. Liposuction adalah salah satu prosedur bedah yang umumnya dilakukan untuk mengurangi lemak-lemak tubuh untuk mendukung tercapainya postur tubuh yang ideal.

Selain untuk menunjang bentuk tubuh ideal, liposuction juga dapat diaplikasikan dalam proses penghilangan lipoma pada bayi. Namun, untuk menentukan penanganan yang tepat, Anda perlu melakukan konsultasi dengan dokter terkait.

Lipoma : Tumor Jinak di Bawah Kulit

Pernahkah anda mendengar tentang lipoma? Lipoma merupakan tumor jinak yang sering ditemukan di beberapa bagian tubuh seperti: kepala, bahu, punggung, dan leher pasien. Namun, lipoma bisa juga ditemukan di area yang lebih jarang, seperti di paha.

Lipoma terdiri dari sel-sel lemak yang menumpuk di bawah kulit, dilapisi oleh selapis tipis jaringan, dan terletak antara otot dan kulit. Lipoma kerap kali dialami oleh orang dewasa berusia 40-60 tahun dan lebih banyak pada pria. Pada beberapa kasus, pada tubuh bisa terdapat lebih dari satu lipoma. Sebagai tumor jinak, pertumbuhannya tergolong lambat dan tidak membahayakan pasien. Meskipun demikian, terkadang keberadaannya dapat mengganggu estetika dan menimbulkan rasa tidak nyaman apabila benjolan berada di area persendian.

Penyebab dari pertumbuhan jaringan lemak ini masih perlu didalami lebih lanjut, namun, diketahui bahwa lipoma dapat bersifat genetik sehingga kecenderungannya dapat diturunkan. Apabila keluarga atau kerabat dekat anda menderita lipoma, maka keturunannya memiliki kecenderungan untuk menderita hal yang sama, meskipun tidak selalu pasti.

Apa saja gejala dari lipoma?

  • Benjolan yang disebabkan oleh lipoma biasanya berkapsul sehingga batasnya tegas dan tidak menyebar ke jaringan sekitar
  • Benjolan juga biasanya tidak nyeri, namun dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau bahkan nyeri tergantung pada lokasi, ukuran, dan ada tidaknya keterlibatan pembuluh darah atau bila menekan saraf.
  • Bentuk benjolan ini bulat atau oval
  • Bila digerakkan, benjolan ini dapat bergerak karena letaknya yang pas di bawah kulit
  • Ukuran dari benjolan ini bervariasi mulai dari sebesar kelereng hingga sebesar bola pingpong.
  • Konsistensi dari benjolan ini lembek.

Mendiagnosis lipoma

Bisa melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Dokter akan melihat dan meraba benjolan tersebut untuk memastikan, namun pada kasus tertentu dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG, CT Scan, MRI, dan biopsi jaringan benjolan tersebut untuk memastikan benjolan tersebut bukan tumor ganas lain seperti liposarcoma atau kanker jaringan lemak.

Lipoma seringkali tidak memerlukan penanganan khusus, namun, apabila benjolan menimbulkan rasa tidak nyaman, sehingga mengganggu pasien, dan ukurannya terus berkembang, maka lebih baik dilakukan pengangkatan lipoma. Setelah diangkat biasanya lipoma tidak tumbuh kembali. Namun, selain operasi, bisa juga dilakukan tindakan sedot lemak atau menyuntikkan kortikosteroid ke benjolan untuk menyusutkan ukuran lipoma. Meskipun demikian, untuk saat ini, diketahui hanya operasi pengangkatan lipoma yang dapat menghilangkan lipoma secara total.

Benjolan pada tubuh seseorang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk mengetahui jenis dari benjolan tersebut. Penanganan yang tepat dapat memberikan hasil yang lebih baik, mencegah rasa tidak nyaman pada pasien, serta diharapkan benjolan tidak semakin membesar.

Kondisi Lipoma Butuh Pemeriksaan Medis

berikut ini adalah beberapa kondisi yang membuat pemeriksaan medis untuk lipoma dapat diperlukan:

  • Perubahan ukuran atau bentuk: Jika benjolan tumbuh secara signifikan atau mengalami perubahan ukuran, bentuk, atau warna, ini dapat menjadi tanda bahwa pemeriksaan lebih lanjut diperlukan.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan: Meskipun biasanya tidak menyebabkan rasa sakit, jika kamu mengalami nyeri atau ketidaknyamanan yang terkait dengan lipoma, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Pertumbuhan cepat: Jika benjolan tumbuh dengan cepat, dokter mungkin perlu mengevaluasi apakah ada sesuatu yang lebih serius.
  • Perubahan kulit di sekitar lipoma: Jika kulit di sekitar benjolan mengalami perubahan, seperti kemerahan atau peradangan, ini bisa menjadi tanda infeksi atau masalah lain.
  • Lipoma yang menghambat fungsi tubuh: Jika benjolan berada di lokasi yang mengganggu fungsi tubuh, misalnya, jika lipoma tekanan pada saraf atau struktur lain, pemeriksaan medis dapat diperlukan.
  • Alasan kosmetik: Beberapa orang mungkin memilih untuk mengangkat benjolan karena alasan kosmetik, terutama jika benjolan tersebut terletak di area yang terlihat dan mengganggu penampilan.

Lipoma di Punggung, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Lipoma di punggung adalah salah satu jenis tumor jaringan lunak yang bersifat jinak. Meski tidak berbahaya, lipoma yang berukuran besar dapat mengganggu aktivitas penderitanya, terutama saat berbaring. Oleh karena itu, lipoma perlu ditangani guna mengurangi rasa tidak nyaman yang ditimbulkan.  

Lipoma merupakan benjolan berisi jaringan lemak yang tumbuh di bawah kulit, tepatnya antara kulit dan lapisan otot. Kondisi ini umumnya tidak bersifat kanker atau jinak dan bisa terjadi di semua bagian tubuh, termasuk punggung.

Lipoma di Punggung, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganannya - Alodokter

Meski bisa terjadi pada siapa pun, kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita. Selain itu, seseorang juga bisa memiliki satu atau beberapa lipoma dengan ukuran yang berbeda-beda di punggungnya.

Penyebab Lipoma di Punggung

Hingga saat ini, penyebab lipoma di punggung belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa lipoma merupakan salah satu kondisi yang diturunkan. Dengan kata lain, kemungkinan Anda menderita lipoma di punggung akan lebih besar bila salah satu atau kedua orang tua Anda mengalami kondisi serupa.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena lipoma di punggung, yaitu:

  • Berusia 40–60 tahun
  • Jarang berolahraga
  • Menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit liver, sindrom Gardner, penyakit Madelung, dan sindrom Cowden
  • Memiliki kecanduan terhadap minuman beralkohol

Gejala Lipoma di Punggung

Lipoma di punggung ditandai dengan munculnya benjolan yang terasa kenyal dan umumnya tidak nyeri. Namun, ketika ukuran lipoma makin besar dan menekan saraf di punggung, benjolan tersebut bisa menimbulkan rasa nyeri.

Untuk membedakan lipoma dari benjolan lain di punggung, berikut ini adalah beberapa tanda khas lipoma di punggung:

  • Bentuknya lingkaran atau oval, dengan diameter kurang dari 5 cm
  • Warnanya sama seperti kulit di sekitarnya
  • Permukaannya mulus dan teraba halus
  • Teksturnya lunak atau kenyal saat disentuh
  • Mudah digerakkan

Penanganan Lipoma di Punggung

Lipoma di punggung sering tidak memerlukan penanganan khusus, karena tidak berbahaya. Namun, jika ukuran lipoma makin besar hingga mengganggu penampilan dan menimbulkan rasa nyeri, dokter dapat memberikan beberapa penanganan untuk mengatasi lipoma.

Berikut ini adalah beberapa penanganan yang bisa diberikan oleh dokter:

Operasi 

Operasi merupakan salah satu metode pengobatan paling umum yang akan direkomendasikan oleh dokter untuk menghilangkan lipoma di punggung. Selama operasi, dokter akan memotong dan mengangkat area kulit yang menjadi tempat lipoma tumbuh. Selanjutnya, dokter akan menjahit kembali area tersebut.

Sedot lemak

Karena lipoma di punggung terbentuk dari timbunan jaringan lemak, dokter juga dapat menyarankan sedot lemak untuk mengatasi lipoma. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di area tumbuhnya lipoma dan memasukkan selang tipis yang disebut kanula untuk menyedot jaringan lemak.

Suntik kortikosteroid

Pada beberapa kasus, dokter juga dapat menyuntikkan obat kortikosteroid ke area punggung yang terdapat lipoma untuk menghilangkannya. Saat disuntikkan, obat tersebut akan bekerja dengan cara memecah jaringan lemak, sehingga lipoma akan menyusut.

Prosedur ini bisa dilakukan hanya sekali atau perlu diulang setiap hari selama 4 minggu, tergantung ukuran lipoma dan jenis obat kortikosteroid .

Lipoma di punggung memang tidak berbahaya. Namun, jika Anda menemukan benjolan yang menyerupai lipoma di punggung, sebaiknya tetap periksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan guna memastikan apakah benjolan tersebut merupakan lipoma atau kondisi medis lain yang lebih serius, seperti kanker.

Pengobatan Lipoma

Secara umum, lipoma tidak memerlukan tindakan apapun, kecuali bila berkembang menjadi ganas. Meskipun sangat jarang terjadi, perubahan lipoma menjadi mengkhawatirkan bila disertai nyeri dan mengganggu pergerakan.

Beberapa penelitian melaporkan tentang cara untuk mengatasi lipoma, namun belum ada penelitian lebih lanjut yang menjelaskan mengenai makanan penghancur lipoma atau obat penghancur lipoma. Adapun cara untuk mengatasi lipoma, meliputi:

  • Liposuction atau sedot lemak benjolan lipoma
  • Pembedahan berupa operasi pengangkatan lipoma
  • Terapi obat, seperti kortikosteroid (suntikan)

Komplikasi Lipoma

Komplikasi lipoma bergantung pada lokasinya, seperti:

  • Lipoma di saluran cerna dapat menyebabkan tukak dan perdarahan
  • Lipoma di jantung dapat menyebabkan emboli
  • Penekanan saraf di sekitar tempat tumbuhnya lipoma

Jenis-jenis Lipoma

Terdapat beberapa subtipe lipoma berdasarkan tampilannya di bawah mikroskop, yaitu:

  • Lipoma atipikal (lemak dengan jumlah sel yang lebih banyak)
  • Lipoma konvensional (lemak putih matang)
  • Fibrolipoma (lemak dan jaringan fibrosa)
  • Hibernoma (lemak coklat)
  • Myelolipoma (lemak dan jaringan yang membuat sel darah)
  • Spindle cell lipoma (lemak dengan sel yang terlihat seperti batang)
  • Angiolipoma (lemak dan sejumlah besar pembuluh darah)
  • Pleomorphic lipoma (lemak dengan sel dari berbagai bentuk dan ukuran)

LIPOMA (TUMOR JINAK DIBAWAH KULIT)

Lipoma adalah tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah kulit dan terdiri dari tumpukan lemak. Benjolan ini biasanya bersifat lunak dan tidak nyeri

Lipoma sangat umum terjadi. Sekitar 1 dari setiap 1.000 orang menderita lipoma. Lipoma paling sering muncul antara usia 40 dan 60 tahun, namun bisa berkembang pada usia berapa pun. Mereka bahkan bisa hadir saat lahir. Lipoma menyerang semua jenis kelamin, namun lebih sering terjadi pada wanita.

Letak Lipoma

Lipoma dapat muncul dimana saja, tetapi lebih jarang ditemukan pada jaringan otot atau organ dalam, umumnya lipoma hanya muncul satu benjolan saja , tetapi pada beberapa kasus ada yang mumcul lebih dari satu benjolan, area tubuh yang sering muncul lipoma adalah

  • Lengan atau kaki
  • Punggung
  • Leher
  • Bahu
  • Dahi

    Sumber: American Osteopathic College of Dermatology

               Sumber : National Health Service UK

Penyebab Lipoma

Penyebab lipoma belum diketahui dengan pasti. Namun, karena penyakit ini merupakan tumor jinak, diduga disebabkan oleh  bahan karsinogenik, trauma, lingkungan, genetik, dan faktor imunologi. Selain itu, ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko penyakit ini, termasuk faktor keturunan, berusia lebih dari 40 tahun., atau menderita penyakit tertentu seperti penyakit madelung, sindrom Cowden, familial multiple lipomatosis, adiposis dolorosa, dan sindrom Gardner.

Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena Lipoma, sperti:

  • Jenis kelamin            : Wanita lebih cenderung terkena lipoma daripada laki-laki
  • Genetik                      : Resiko lebih tinggi jika ada keluarga dengan riwayat lipoma
  • Usia                           : Paling umum terjadi pada usia 40-60 tahun
  • Kondisi Medis           : penyakit madelung, sindrom Cowden, familial multiple lipomatosis

Gejala Lipoma

Karakteristik dan Gejala dari lipoma yang dapat mudah dikenali Sahabat Murni Teguh:

  • Biasanya terletak tepat dibawah kulit
  • Berbentuk oval/ bulat
  • Paling banyak ditemukan di leher, pundak, punggung, daerah perut, lengan dan paha
  • Pertumbuhan lipoma sangat lambat
  • Mudah digerakan serta teraba lunak
  • Bentuk kecil, biasanya diameternya tidak lebih dari 5 cm

Diagnosa Lipoma

Untuk mendiagnosa Lipoma, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, beberapa pemeriksaan yang mungkin akan dilakukan, seperti:

  • Pemeriksaan Fisik, untuk menentukan melihat dan merasakan benjolan Anda. dokter akan memeriksa ukuran, konsistensi, dan mobilitasnya.
  • Biopsi, mengambil jaringan sebagai sampel untuk diperiksa di laboratorium untuk menentukan jenis dari lipoma
  • Tes Pencitraan seperti MRI, CT-scan, Xray apabila lipoma berukuran lebih besar dari biasanya atau untuk melokalisasi lipoma, apakah menekan saraf atau jaringan lainnya

Penanganan Lipoma

Meskipun lipoma tidak bersifat kanker, pasien mungkin memilih untuk mengobatinya karena alasan estetika . Terlepas dari lokasi lipoma, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak aman dan kurang percaya diri karena penampilannya yang tidak normal. Hal ini tentu berlaku untuk lipoma di leher dan wajah, namun pasien dengan lipoma di perut atau paha mungkin juga merasa minder.

Penanganan untuk lipoma adalah

  •   Injeksi Steroid, Menyuntik lipoma dengan steroid menyebabkan atrofi lemak. Hal ini dapat mengecilkan lipoma, namun jarang menghilangkan seluruh massa lipoma
  • Liposuction, Sedot lemak dapat digunakan untuk menghilangkan sel-sel lemak yang membentuk lipoma kecil atau besar. Terkadang, sedot lemak dipilih untuk menghilangkan lipoma besar agar dapat dibuat sayatan yang lebih kecil.
  • Eksisi bedah, Operasi pengangkatan, atau eksisi, adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan lipoma sepenuhnya. Operasi lipoma biasanya merupakan prosedur rawat jalan yang sederhana dan umumnya dilakukan dengan anestesi lokal.